FTB UTS

FTB UTS
Bioteknologi Universitas Teknologi S

Selasa, 19 November 2013

UNSUR-UNSUR PERIODE 3 DAN 4

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi terutama pada periode ketiga dan keempat.

B.     Rumusan Masalah
1.       Unsur-usnur periode ketiga
a.       Bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode ketiga?
b.      Bagaimana sifat kimia dari unsur-unsur periode ketiga?
c.       Bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga?
d.      Bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya?
e.      Bagaimana keberadaan unsur-unsur periode ketiga di alam dan meneralnya?

2.       Unsur-unsur periode keempat
a.       Bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode keempat?
b.      Bagamana sifat kimia dari unsur-unsur periode keempat?
c.       Bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode keempat?
d.      Bagaimana kegunaan unsur-unsur periode keempat dan senyawanya?
e.      Bagaimana keberadaan unsur-unsur periode keempat di alam dan meneralnya?

C.     Tujuan Penulisan
1.       Unsur-unsur periode ketiga:
a.       Untuk mengetahui bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode ketiga!
b.      Untuk mengetahui bagaimana sifat kimia dari unsur-unsur periode ketiga!
c.       Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga!
d.      Untuk mengetahui bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya!
e.      Untuk mengetahui keberadaan unsur-unsur periode ketiga di alam dan meneralnya!

2.       Unsur-unsur periode 4:
a.       Untuk mengetahui bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode keempat!
b.      Untuk mengetahui bagamana sifat kimia dari unsur-unsur periode keempat!
c.       Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode kemepat!
d.      Untuk mengetahui bagaimana kegunaan unsur-unsur periode kemepat dan senyawanya!
e.      Untuk mengetahui keberadaan unsur-unsur periode keempat di alam dan mineralnnya.














BAB II
PEMBAHASAN MATERI


  1. Unsur-Unsur Periode 3
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama yaitu tiga kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium (Na),magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor(Cl) dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia. Unsur-unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:
Tabel 1.1 Konfigurasi elektron Unsur-Unsur Periode Ketiga
Unsur
Konfigurasi Elektron
11Na
12Mg
13Al
14Si
15P
16S
17Cl
18Ar
[Ne] 3s1
[Ne] 3s2
[Ne] 3s2 3p1
[Ne] 3s2 3p2
[Ne] 3s2 3p3
[Ne] 3s2 3p4
[Ne] 3s2 3p5
[Ne] 3s2 3p6


v  Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
a.      Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam, semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
1.       Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
2.       Kelompok unsur semilogam : Si
3.       Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif. Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.

a.      Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-unsur Periode Ketiga
Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.


Harga dari setiap sifat periodik tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
No
Sifat Keperiodikan
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
1
Jari-jari atom (pm)
157
136
125
117
110
104
99
-
2
Energi Ionisasi (kJ mol-1)
495
738
577
787
1.060
1.000
1.260
1.520
3
Kelektronegatifan (skala pauling)
100
1,25
1,45
1,75
2,05
2,45
2,85
-
4
Titik Leleh
98
651
660
1.410
44
119
-101
-189
5
Titik Didih (oC)
892
1.107
2.467
2.355
280
445
-35
-186


b.      Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga
Sifat reduktor dan oksidator berkaitan dengan jari-jari atom. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil. Oleh karena itu, semakin sukar melepaskan elektron atau semakin sukar teroksidasi. Berarti sifat reduktornya semakin lemah. Sebaiknya, atom dengan jari-jari kecil akan mudah menerima elektron atau semakin mudah tereduksi. Artinya sifat oksidatornya semakin kuat.
Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga potensial reduksi standar (EO) masing-masing unsur dalam periode ketiga.

Perhatikan Tabel 1.3 berikut
Unsur Periode ketiga
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Potensial reduksi standar
-2,71
-2,38
-1,66
-0,86
-0,51
+0,36
+1,36
Kekuatan reduktor
Sangat kuat
kuat
Agak kuat
Agak lemah
lemah
Sangat lemah
Sangat-sangat lemah
Kekuatan oksidator
Sangat-sangat lemah
Sangat lemah
lemah
Agak lemah
Agak kuat
Kuat
Sangat lemah

Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsur-unsur tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.

c.       Sifat Asam-Basa Unsur-Unsur Periode Ketiga
Sifat asam dan basa unsur-unsur periode ketiga dapat dipelajari dari senyawa yang mengandung gugus: L-O-H, karena senyawa semacam itu dapat bertindak sebagai asam ataupun basa. Sifat asam atau basa tergantung senyawa berikut:
1.       Bertindak sebagai asam jika senyawa tersebut cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air.
LO – H              LO-(aq) + H+(aq)
2.       Bertindak sebagai basa jika senyawa itu cenderung melepaskan ion hidrogen (OH-) ketika dilarutkan dalam air.
L – OH              L+(aq) + OH-(aq)
Kecenderungan senyawa dengan gugus L – O – H bertindak sebagai asam ataupun basa sangat tergantung pada besarnya energi ionosasi yang dimiliki oleh unsur L.
a.       Jika energi ionisasi unsur L kecil, berarti L lebih mudah melepaskan elektron sehingga terjadi pemusatan elektron di sekeliling atom O dan menyebabkan atom O bersifat negatif. Akibatnya, atom O yang bersifat negatif mengikat atom H yang bermuatan positif sehingga terbentuklah ion OH-. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat basa.
b.      Jika energi ionisasi unsur L besar, berarti L cenderung menarik elektron sehingga atom O-nya menjadi bermuatan positif dan berakibat atom O tersebut menolak atom H sehingga terbentuklah ion H+. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat asam.

Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionosasi yang cenderung bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik elektron. Semakin kuat suatu unsur menarik elektron, sifat basanya semakin berkurang dan sifat asamnya semakin bertambah.


v  Unsur-Unsur Periode Ketiga
a)     Natrium (Na)
Ø  Sifat fisik natrium
1.       Logam natrium berwarna putih keperakan
2.       Merupakan logam lunak
3.       Mempunyai kerapatan 0.97 g/ml, sehingga bersifat lebih ringan daripada air.

Ø  Sifat kimia natrium
1.       Cepat bereaksi dengan air membentuk NaOH, dengan reaksi:
2Na + 2H2O              2NaOH + H2
2.       Merupakan reduktor yang sangat kuat.
3.       Larut dalam air raksa (Hg) membentuk natrium amalgam.
4.       Mudah teroksidasi oleh oksigen di udara membentuk Na2O untuk menghindarinya logam natrium selalu disimpan dalam minyak tanah.

Ø  Cara Pembuatan natrium
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs, yaitu dengan menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis  lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 °C.
Reaksi : NaCl(l)               Na+ + Cl-
Katode : Na+ + e-                  Na
Anode : 2 Cl                                  Cl+ 2 e-
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak tanah.

Ø  Kegunaan dan senyawanya
a)      Dipakai dalam pebuatan ester
b)      NACl digunakan oleh hampir semua makhluk
c)       Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
d)      Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
e)      Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
f)       NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
g)      NAHCOdipakai sebagai pengembang kue
h)      Memurnikan logam K, Rb, Cs
i)        NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
j)        Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam kalium
k)      Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
Na + C2H2              Na + C2              Na2C2

Ø  Keberadaannya di alam dan mineralnya
Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam natrium klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang berasal dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(S) + Cl                    2NaCl(S).

Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na2O atau dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).

b)     Magnesium (Mg)
Ø  Sifat fisik magnesium
1.       Nomor atom                      : 12
2.       Konfigurasi  e                  : [Ne] 3s2
3.       Massa Atom relatif          : 24,305
4.       Jari-jari atom                      : 1,72 Å
5.       Titik Didih                            : 1107 °C
6.       Titik Lebur                           : 651 °C
7.       Elektronegatifitas            : 1,25
8.       Energi Ionisasi                   : 738 kJ/mol
9.       Tingkat Oks. Max             : 2+
10.   Struktur Atom                   : Kristal Logam
11.   Wujud                                  : Padat
12.   Merupakan logam yang berwarna putih keperakan

Ø  Sifat Kimia
1.       Mudah mengalami reaksi oksidasi oleh oksigen di udara membentuk MgO.
2.       Oksidasi magnesium mudah larut didalam air membentuk magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

Ø  Cara Pembuatannya
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl2 dengan elektrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut:


MgCl2              Mg2+ +2Cl-
Katode: Mg2+ + 2e-               Mg
Anode: 2Cl-               Cl2 + 2e-                          +
                MgCl2                    Mg + Cl2

Ø  Kegunaan dan  senyawanya
Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan logam atau aloi ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak digunakan untuk membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan magnesium bersifat ringan tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain itu, kegunaan magnesium yakni:
1.       Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
2.       Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
3.       Pemisah sulfur dari besi dan baja
4.       Dipakai pada lempeng yang digunakan d industri percetakan
5.       Untuk membuat lampu kilat
6.       Sebagai katalis reaksi organik
7.       Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4), bata tahan api (MgO), tapal gigi dan kosmetik (MgCO3).

Ø  Keberadaanya di alam dan mineralnya
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-mineralnya. Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit (CaCO3.MgCO3) dan karnalit (KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan dalam bentuk garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).

c)      Aluminium (Al)
Ø  Sifat fisik Aluminium
1.       Titik leleh 660oC
2.       Titik didih 2.400oC
3.       Sebagai konduktor panas dan listrik yang baik
4.       Kerapatannya 2,7 g/ml
5.       Merupakan logam putih keperakan
6.       Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Oleh karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi
lebih lanjut.

Ø  Sifat kimia
1.       Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan asam : 2Al + 6HCl               2AlCl3 + 3H2
Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O              2NaAlO2 + 3H2
2.       Aluminium merupakan reduktor kuat
Al               Al3+ + 3e-      EO = 1,66 V
3.       Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399 Kkal.
2Al + 3/2 O2                     Al2O3             H = -339 Kkal

Ø  Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan ditambahkan asam agar terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara Al2O3 dengan material penurunan suhu.

Ø  Kegunaan dan senyawanya
1.       Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
2.       Sebagai katalis pada industri plastik
3.       Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
4.       Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi, digunakan untuk mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
2Al + Fe2O3              Al2O3 + 2Fe                         H = -185 Kkal
5.       Garam sulfatnya (Al2(SO4)3. 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri tekstil dan digunakan di industri kertas.
6.       Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat, dan lebih tahan karat. Contoh:
ü  Duralumin (96% Al, 4% Cu)              sangat tahan karat
ü  Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co)                                Magnet yang sangat kuat
ü  Magnalium ( 90% Al, 10% Mg)                    Membuat pesawat terbang
7.       Untuk membuat konstruksi bangunan
8.       Dipakai pada berbagai macam aloi
9.       Tawas sebagai penjernih air
10.   Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
11.   Membuat berbagai alat masak
12.   Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll

Ø  Keberadaan di alam dan mineralnya
Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat (KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan baukasit.

d)     Silikon (Si)
Ø  Sifat fisik silikon
1.       Nomor atom      : 14
2.       Konfigurasi  e  : [Ne] 3s2 3p 2
3.       Massa Atom relatif          : 28,0855
4.       Jari-jari atom      : 1,46 Å
5.       Titik Didih            : 2355 °C
6.       Titik Lebur           : 1410 °C
7.       Elektronegatifitas            : 1,74
8.       Energi Ionisasi   : 787 kJ/mol
9.       Tingkat Oks. Max             : 4+
10.   Struktur Atom   : Kristal Kovalen raksasa
11.   Engan                    : Padat

Ø  Sifat Kimia Silikon
Silikon bersifat semikonduktor sehingga banyak digunakan untuk membuat transistor, kalkulator, mikrokomputer, dan serat sel-sel energi matahari. Untuk dapat membuat alat-alat tersebut diperlukan silikon ultra murni. Silikon murni dapat diperoleh dengan cara mereduksi campuran pasir dengan gas klorin sambil dipanaskan. Reduksi ini menghasilkan cairan SiCl4 yang titik didihnya cukup rendah (58OC). Selanjutnya SiCl4 yang terbentuk diuapkan dan uap SiO4 segera direaksikan dengan gas H2 agar tereduksi kembali menjadi silikon yang betul-betul murni. Persamaan reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g)          T       Si(s) + 4HCl(s)

Ø  Cara Pembuatan
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida (CaC2). Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga kristal SiO2 tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s)      T         Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4 + 2H2                                          Si + 4HCl

Ø  Kegunaan dan senyawanya
1.       Dipakai dalam pembuatan kaca
2.       Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
3.       Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
4.       Untuk membuat enamel
5.       Untuk membuat IC

Senyawa-senyawa siikon yang penting yakni:
a.       Gelas dan kaca
Gelas dan kaca merupakan senyawa silikon yang sudah dimanfaatkan sejak zaman Mesompotamia dan Mesir purba.
Gelas dan kaca merupakan campuran senyawa-senyawa silikat. Gelas dibuat dengan cara memanaskan campuran Na2CO3 dan CaCO3 dengan pasir (SiO2) pada suhu 1.500oC. proses ini menghasilkan campuran natrium silikat dan kalsium silikat.
Na2CO3 + SiO2       T       Na2SiO3 + CO2
CaCO3 + SiO2       T       CaSiO3 + CO2

Campuran ini merupakan jenis gelas yang umum digunakan untuk membuat botol dan berbagai peralatan kaca.

b.      Semen
Semen merupakan senyawa silikon yang terdiri atas campuran kalsium dan kalsium aluminat. Semen dibuat dengan cara memanaskan batuan yang mengandung batu kapur (CaCO3) dengan tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dengan perbandingan tertentu pada suhu sekitar 1.500 oC. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CaCO3         T           CaO + CO2
Al2O3.2SiO2.2H2O + 3CaO               Ca(AlO2)2 + 2CaSiO3 + 2H2O
                                                                                Semen

Ø  Keberadaanya di alam dan mineralnya
Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit (Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai bentuk diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon. Sementara itu, senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.


e)      Fosfor (P)
Ø  Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat antara fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.4 perbedaan Sifat Fosfor Merah dengan Fosfor Putih
No
Sifat-sifat
Fosfor Merah
Fosfor Putih
1
Bentuk kristal
Amorf
Tetrahedron
2
Titik didih
Menyublim tanpa meleleh pada suhu 420 oC
280o
3
Titik lebur
>44o C
44,1oC
4
Massa jenis
2,05 – 2,34 g/cm3
1,83 g/cm3
5
Kelarutan
Tidak larut dalam pelarut eter, terpentin, atau CS2
Larutan dalam CS2, atau terpentin tetapi tidak larut dalam air
6
Sifat racun
Tidak beracun
Beracun
7
Kereaktifan
Tidak reaktif
Sangat reaktif dan harus disimpan dalam air
8
Kestabilan terhadap suhu
Stabil terhadap suhu
Tidak stabil pada suhu tertentu
9
Sifat dalam keadaan gelap
Tidak bersinar dalam gelap
Bersinar dalam gelap

Sifat umum dari fosfor yaitu:
a.      Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O2) membentukoksidanya. Reaksi yang terjadi:  P4 + 5O2                                2P2O5
b.      Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H3PO4) persamaan reaksinya: P2O5 + 3H2O                                    2H3PO4


Ø  Pembuatan fosfor
a.       Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih. Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C               6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap  P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.

b.      Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb. Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.

Ø  Kegunaan dan senyawanya
Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi  kehidupan kita sehari-hari. Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
a.       Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.
b.      Untuk membuat asam fosfat
c.       Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau NPK di industri pupuk.
d.      Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
e.      Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
f.        Pemisah sulfur dari besi dan baja
g.       Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
h.      Untuk membuat lampu kilat
i.         Sebagai katalis reaksi organik

Ø  Keberadaannya dialam dan mineralnya.
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga ditemukan dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.




f)       Belerang (S)
Ø   Sifat-sifat belerang
a.       Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang rhombik. Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC belerang lebih stabil dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat enantiotropi belerang. Suhu 96oC merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi kesetimbangan dari belerang monoklin ke belerang rhombik.
b.      Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C2H5O4), karbon disulfida (CS2), dan eter (CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.

Ø  Pembuatan belerang
a.       Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H. Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch dilakukan untuk mengambil belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang di bor menggunakan bor yang terdiri atas pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.

b.      Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H2S). Gas H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H2S dioksidasikan dengan oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas H2S sehingga dihasilkan belerang cair.
H2S + 3/2 O2                    SO2 + H2O                        H= -123,9 Kkal
SO2 + 2H2S               3S + 2H2O                            H= -34,2 Kkal

Ø  Kegunaan belerang dan senyawanya
Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak kegunaan. Kegunaan belerang tersebut diantaranya sebagai berikut:
a.       Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
Asam sulfat sangat diperlukan dalam berbagai industri, karena merupakan bahan baku di pabrik obat, pupuk, detergen, atau pengolahan logam.
b.      Sebagai bahan baku pembuatan korek api
c.       Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet
d.      Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.

Beberapa senyawa belerang yang penting:
a.      Belerang dioksida (SO2)
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa-senyawa belerang. Selain itu, dapat juga dengan cara memanaskan sulfida-sulfida logam di udara. Sementara itu di laboratorium, belerang dioksida diperoleh dengan cara mereaksikan garam-garam sulfit dengan asam kuat.
Misalnya : Na2SO3 + H2SO4                    Na2SO4 + SO2 + H2O
Belerang dioksida banyak dihasilkan di negara-negara industri. Senyawa ini dibebaskan ke udara dan sebagian teroksidasi menjadi belerang trioksida (SO3). Apabila terjadi huajn, maka baik SO2 dan SO3 akan terlarut dalam air hujan menghasilkan senyawa asam dan turun di bumi sebagai hujan asam (acid rain).
                Hujan asam membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun ekosistem air. Hujan asam dapat menurunkan pH air laut dan air sungai, sehingga mengakibatkan kerusakan bagi ekosistem air dan tumbuh-tumbuhan. Hujan asam juga bersifat korosif sehingga dapat merusak bangunan.

b.      Belerang trioksida (SO3)
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara mengoksidasi belerang dioksida dengan oksida.
2SO2 + O2                2CO3
Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3 mudah menguap. Apabila SO3 dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
SO3 + H2O               H2SO4

c.       Asam sulfat (H2SO4)
1.       Pembuatan asam sulfat
Dalam dunia industri asam sulfat dibuat de-ngan 2 cara, yaitu:
a) Menurut proses kontak.
b) Menurut proses bilik timbal/kamar timbal.

Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
ü  Persamaan : bahan dasar SO2 dari pembakaran belerang.
ü  Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran NO dan NO2 (uap nietreusa).
Hasil kemurniannya:
1) Proses kontak : 98–100%
2) Proses kamar timbal : ± 77%

a.       Proses kontak
Pembuatan asam sulfat melalui proses kontak menggunakan bahan baku belerang dioksida. Belerang dioksida diperoleh dengan cara membakar belerang di udara. Selanjutnya belerang dioksida dioksidasi hingga diperoleh belerang trioksida. Proses oksidasi ini menggunakan katalis vanadium pentaoksida (V2O5).
Bahan baku asam sulfat adalah gas SO2 yang diperoleh dengan pemanggangan pirit atau pembakaran arang. Reaksinya:

 4FeS2 + 11O2                      2Fe2O3 + 8SO2
atau: S + O2               SO2

Gas belerang dioksidasi yang terjadi dicampur dengan udara dialirkan melalui katalisator kontak (V2O5) pada suhu ± 400 °C.Dalam tanur kontak, gas SO2 + O2 diembuskan ke dalam tanur hingga bersentuhan dengan lempeng-lempeng yang dilapis V2O5 dalam tanur tersebut sebagai zat kontak.
Reaksi yang terjadi:
SO2 + V2O5                     SO3 + V2O4
V2O4 + ½ O2                   V2O5                  +
SO2 + ½ O2                SO3

Dalam reaksi ini V2O5 tidak hanya bertindak sebagai katalis, tetapi juga bertindak sebagai oksidator. Oleh karena itu, dalam proses kontak V2O5 bertindak sebagai katalis oksidator.
Gas SO3 yang terjadi dialirkan ke dalam larutan asam sulfat encer, sehingga terjadi asam pirosulfat.
Reaksinya: SO3 + H2O              H2S2O7
Dengan menambahkan air ke dalam campuran ini diperoleh asam sulfat pekat (98%).
Reaksinya: H2S2O7 + H2O                2H2SO4 
b.       Proses bilik timbal
Bahan baku dalam proses ini sama seperti pada
proses kontak yaitu gas SO2. Katalis yang digunakan pada proses ini ialah gas NO dan NO2.
Gas SO2, NO, NO2 dan uap air dialirkan ke dalam ruang yang bagian dalamnya dilapisi Pb (timbal).
Reaksi yang terjadi:
2 S(s)+ 2O2(g)                                    2SO2(g)
2SO2(g)+ 2NO2(g)                             2SO3(g)+ 2NO(g)
2SO3 (g)+ 2H2O(l)                              2H2SO4(aq)
2NO(g) + O2(g)                                  2NO2(g)
Reaksi total:
2S(s)+ 2O2(g)+ 2H2O (l)+ 2H2O(l)                                2H2SO4(aq)

2.       Sifat-sifat asam sulfat
a.       Asam sulfat murni merupakan cairan yang tidak berwarna
b.      Merupakan asam kuat yang larut ke dalam air dengan menghasilkan suhu tinggi.
c.       Merupakan oksidator dan dehidrator sehingga digunakan sebagai zat pengering.


3.       Kegunaan asam sulfat.
a.       Asam sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki pada kendaraan bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
b.      Asam sulfat sebagai bahan pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
c.       Asam sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan berbagai produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-obatan.
d.      Asam sulfat sebagai bahan baku pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
e.      Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa sulfat seperti :
-          NaHSO4 digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan endapan dan air sadah/air ledeng
-          Na2SO4 (garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat pencahar
-          ZnSO4 sebagai obat emesis (obat pembuat muntah)
-          Al2(SO4)3 (tawas) sebagai zat penjernih air
-          BaSO4 pigmen putih untuk membuat cat
-          CaSO4 (gips) untuk menyambung tulang patah atau retak
-          CuSO4.5H2O (terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman atau kayu
-          FeSO4.7H2O sebagai bahan pembuat tinta

Ø  Keberadaan belerang di alam dan mineralnya
Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida dan sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS), tembaga kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat (MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah pertanian.


g)     Klorin (Cl)
Ø  Sifat Fisika klorin
1.       Warna: hijau pucat
2.       Titik lebur : -101 oC
3.       Titik didih : -35 oC

Ø  Sifat kimia
1.       Klorin merupakan unsur nonlogam yang sangat reaktif terhadap logam.
2.       Klorin bereaksi hebat dengan hidrogen dan menghasilkan ledakan jika berada di bawah sinar matahari. Dalam keadaan gelap reaksi ini berjalan lambat.
3.       Dengan asam hipoklorit (HClO), klorin bereaksi sangat lambat. Reaksi ini menghasilkan oksigen dan ozon.
Cl2(g) + H2O(l)                    H+(aq) + Cl-(aq) + HclO(aq)
2HclO(aq)                2H+(aq) + 2Cl-(aq) + O2(g)
4.       Senyawa-senyawa klorin mempunyai berbagai bilangan oksidasi seperti tabel berikut.
Bilangan oksidasi
Contoh senyawa
+7
Cl2O7, NaClO4
+6
ClO3
+5
NaClO3
+4
ClO2
+3
KClO2
+1
ClO2. NaClO
0
Cl2
-1
NaCl

Selain bilangan oksidasi dalam senyawa tersebut, klorin juga dapat mengahsilkan empat macam asam oksi dengan bilangan oksidasi +7, +5,+3, dan +1. Asam oksi tersebut asam perklorat (HClO4), asam klorat (HClO3), asam klorit (HClO2), dan asam hipoklorit (HClO).

Ø  Pembuatan klorin
a.       Elektrolisis larutan garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses elektrolisis larutan garam dapur. Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode (-): 2Cl-                                  Cl2 + 2e-
Anode (+):  2H2O +2e-                    2OH- +H2                     +
                       2Cl- + 2H2O                   Cl2 + 2OH- + H2

b.      Mereaksikan klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pekat
Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai oksidator.
Reaksi yang terjadi :
MnO2(s) + 2Cl- (aq) + 4H+(aq)              Cl2(g) + Mn2+(aq) + 2H2O(l)

Ø  Kegunaan klorin dan senyawanya
a.      Kegunaan klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam bidang industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1.       Senyawa natrium hipoklorit (NaHClO3) digunakan sebagai pemutih
2.       Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2). Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang kaporit sendiri digunakan sebagai desinfektan.
3.       Kalium klorat (KclO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan pembuat petasan atau kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.

b.      Senyawa-senyawa klorin juga dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan plastik.
1.       Pelarut
Senyawa klorin yang digunakan sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini digunakan untuk pencucian kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara itu, trikloro etena digunakan untuk tippex sebagai thinner.
2.       Antiseptik (desinfektan)
Jenis desinfektan yang banyak digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol. Kedua senyawa ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis desinfektan lain yang sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT ( Dikloro difenit trikloro etana). Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa, atau binatang-binatang kecil. Namun DDT sangat berbahaya bagi hewan dan manusia karena dapat larut dalam lemak dan sulit diuraikan.
3.       Plastik
Salah satu jenis plastik dari senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC (polivinil klorida). PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, pipa saluran air (pralon), atau taplak meja.

Ø  Keberadaan klorin di alam dan mineralnya
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif. Oleh karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan dalam bentuk senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan berwujud gas. Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air laut.

h)     Argon (Ar)
Argon ditemukan pertama kali oleh Lord Rayleigh dan William Ramsay. merupakan gas yang tidak bewarna dan berasa yang keluar dari gunung berapi dan ± 0,93% terdapat diudara. Argon bersifat tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang lain. Argon dapat diperoleh dengan cara memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di atmosfer sebagai akibat dari proses sinar kosmik.
Argon dapat digunakan sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya. Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses. Untuk mendeteksi sumber air tanah dan dipakai dalam roda mobil mewah.



B.  Unsur-Unsur Periode Keempat
Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur golongan B. Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Berdasarkan konfigurasi elektronya, unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti), Vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat fisik sebagai berikut:
1.       Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat pada suhu ruangan dengan ikatan logam yang kuat.
2.       Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
3.       Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang menarik.
4.       Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
5.       Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa koordinasi.
6.       Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.

v  Sifat fisika unsur-unsur periode keempat
1.       Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antaratom logam transisi. Ikatan kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik yang lebih baik dibanding logam golongan utama.
Karakteristik Logam Transisi Periode Keempat
Karakteristik
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Nomor Atom
KonfigurasiElektron
Densitas (g/am3)
Titik leleh
Titik didh
Kekerasan
21
4s23d1
3,0
1.539
2.730
-
22
4s23d2
4.51
1.668
3.260
-
23
4s23d3
6.1
1.900
3.450
-
24
4s23d4
7.19
1.845
2.665
9.0
25
4s23d5
7.43
1.245
2.150
5.0
26
4s23d6
7.86
1.536
3.000
4.5
27
4s23d7
8.9
1.495
2.900
-
28
4s23d8
8.9
1.453
2.730
-
29
4s23d9
8.96
1.083
2.595
2,8
30
4s23d10
7.14
419.5
905
2,5
2.       Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk, 1992: 167).
IIIB
Sc
IVB
Ti
VB
V
VIB
Cr
VIIB
Mn
VIIIB
IB
CU
IIB
Zn
Fe
Co
Ni


+3*

+2
+3
+4*

+2
+3
+4*
+5

+2
+3*
+4
+5
+6

+2*
+3
+4
+5
+6
+7

+2*
+3*
+4
+5
+6

+2
+3*
+4
+1
+2*
+3
+1
+2*
+3

+2*










3.       Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).

4.       Titik Leleh dan Titik Didih
Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena ikatan antaratom logam pada unsur transisi lebih kuat. Titik leleh dan titik didih seng jauh lebih rendah dibanding unsur transisi periode keempat lainnya karena pada seng orbital d-nya telah terisi penuh sehingga antaratom seng tidak dapat membentuk ikatan kovalen.

5.       Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.

Warna Senyawa Logam Transisi dengan berbagai bilangan oksidasi
Unsure
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Sc
-
-
Tb
-
-
-
-
Ti
-
-
ungu
Tb
-
-
-
V
-
Ungu
Hijau
biru
Merah
-
-
Cr
-
Biru
Hijau
-
-
Jingga
-
Mn
-
Merah muda
Coklat
Coklat tua
Biru
Hijau
Ungu
Fe
-
Hijau
Kuning
-
-
-
-
Co
-
Merah muda
Ungu
-
-
-
-
Ni
-
Hijau
-
-
-
-
-
Cu
Tb
Biru
-
-
-
-
-
Zn
-
Tb
-
-
-


v  Sifat-sifat Kimia Unsur-unsur periode keempat
1.       Kereaktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g)                  2Fe2O3(s)

Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2Se(s) + 6H2O(l)                3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)

2.       Pembentukan Ion Kompleks
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia pasangan elektron).
Contoh:                                [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4+
[Cr(NH3)4 Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.

v  Kelimpahan unsur-unsur periode Keempat dialam dan mineralnya
Unsur-unsur transisi periode keempat di alam sebagian besar ditemukan dalam bentuk senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi karena unsur-unsur transisi periode keempat sangat mudah teroksidasi dan mempunyai afinitas yang cukup besar terhadap oksigen dan belerang. Selain itu, okisigen dan belerang termasuk unsur-unsur yang sangat reaktif terhadap logam dan tersebar di kerak bumi.

Keberadaan unsur-unsur transisi periode keempat di Indonesia
Unsur
Mineral
Rumus Kimia
Daerah
Sc
Thortveitite
Sc2Si2O
-
Ti
Rutil
Ilmenit
TiO2
FeTiO3
-
-
V
Vanadit
Pb3(VO4)2
-
Cr
Kromit
FeCr2O4
Sulawesi Tengah
Mn
Pirolusit
Manganit
MnO2
Mn2O3.H2O
Kalimantan Barat, Yogyakarta
Fe
Hematitit
Magnetit
Limonit
Siderit
Pirit
Fe2O3
Fe3O4
Fe2O3.H2O
FeCO3
FeS2
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Co
Kobaltit
Smaltit
CoAsS
COAs2
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Ni
Pentlandite
Garnerit

(FeNi)S
H2(NiMg)SiO4.2H2O

Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Cu
Kalkopirit
malasit
Kalkosit
CuFeS2
Cu2(OH)2CO3
Cu2S
Kalimantan Barat
Papua
Sumatera Barat
Zn
Seng blende/ sphalerite
Calamine
ZnS

ZnCO3
Sumatera Barat

Sulawesi Tengah

v  Unsur-unsur periode keempat
a)     Skandium (Sc)
Kelimpahan skandium di kulit bumi sekitar 0,0025%. Di dalam skandium terdapat hanya sedikit bersama dengan unsur-unsur lantanida. Kandungan unsur ini dalam mineral hanya berkisar 5 – 30 ppm dan sangat sulit dipisahkan dari mineralnya. Akibatnya, produksi skandium hanya dalam satuan gram atau kilogram (tidak sampai ton). Oleh karena itu, harganya sangat mahal sehingga sangat jarang ditemukan dan dimanfaatkan.
Ion Sc3+ tidak berwarna dan bersifat amfoter, mirip dengan Al3+. Skandium memiliki reaktifitas yang tinggi yang bersifat isotop radioaktif dengan waktu paruh yang singkat. Skandium -45 merupakan satu-satunya isotop alami yang tidak bersifat radioaktif.
Skandium digunakan sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi. Selain itu, skandium dapat menghasilkan larutan asam pada proses hidrolisis [Sc(H2O)6]3+ dan membentuk senyawa Na3ScF6 yang mirip kriolit (Na3AlF6). Sakndium juga dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk gelatin hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat amfoter. Logam skandium dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-klorida lain.

b)     Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium dikulit bumi cukup banyak sekitar 0,6%. Selain rutil dan ilmenit, mineral yang mengandung titanium yaitu perovskite (CaTiO3) dan titanit (CaTiOSiO4). Densitas titanium rendah, kekuatan strukturnya tinggi pada suhu tinggi, dan tahan terhadap korosi (karat). Oleh karena itu titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang, mesin turbin, dan peralatan kelautan.
Titanium juga bersifat amfoter, inert, putih cerah, tidak tembus cahaya, dan tidak beracun (nontoksik). Sifat-sifat ini dimanfaatkan untuk membuat pemutih dan pengilap kertas, pigmen putih dalam cat, keramik, kosmetik, kaca, plastik, dan bahan-bahan lain dalam industri kimia.
Logam titan (Ti) diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO2 sehingga terbentuk TiCl4. Reaksikan
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g)                  TiCl4(s) + 2CO(g)

TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu tinggi yang bebas oksigen. Reaksinya :
TiCl4(s) + 2Mg(s)               Ti(s) + 2MgCl2(s)


c)      Vanadium (V)
Vanadium dikulit bumi terdapat 0,02%. Meskipun sedikit vanadium tersebar luas di alam. Vanadium juga dapat diperoleh dari pembakaran oksidanya berupa vanadium pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat dalam proses kontak. Sementara itu, vanadium dalam bentuk logam campuran (aliase) dengan besi menghasilkan ferovanadium yang bersifat keras, kuat, dan tahan korosi. Oleh karena itu, ferovanadium banyak digunakan dalam pembuatan peralatan tehknik yang tahan getaran, misalnya pegas, per mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe). Reaksinya:
2V2O5(s) + 5Si(s) +Fe(s)                                 4V(+Fe)(s) + 5SiO2(s)
                                                                Ferofanadium
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak CaSiO3 yaitu bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam. Reaksinya:
SiO2(s) + CaO(s)                                CaSiO3(s)
                                                Terak


d)     Krom (Cr)
Kelimpahan krom di kulit bumi hanya 0,0122%. Meskipun demikian krom banyak digunakan dalam industri logam karena merupakan komponen paling penting. Logam krom reaktif terhdapa oksigen dan membentuk oksida yang berupa lapisan tipis dipermukaan logam. Lapisan tersebut melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Oleh karena itu, logam krom banyak digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat secara elektroplating, misalnya nikrom pada alat pemanas (stainless steel) mengandung 18% krom. Selain itu krom juga digunakan sebagai bahan dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan baja yang lebih kuat dan mengkilap.
Kromit (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan ferokrom. Reaksinya:
FeCr2O4(s) + 4C(s)               Fe(s) +2Cr(s) + 4CO(s)
                                                   Ferokrom
Logam krom dibuat menurut proses Goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya :
Cr2O3(s) + 2Al(s)               Al2O3(s) + 2Cr(s)


Biloks
Senyawa
+2
CrX2
+3
CrX3, Cr2O3, dan Cr(OH)3
+6
K2Cr2O7, Na2CrO4, dan CrO3





e)      Mangan (Mn)
Mangan terdapat dialam dalam jumlah melimpah. Selin dalam bentuk mineral pirolusit mangan terdapat di alam dalam bentuk spat mangan (MnO3), dan manganit (Mn2O3H2O).
Mangan bayak digunakan pada industri baja sebagai campuran (alloy) mangan dengan besi yang disebut feromangan. Feromangan digunakan sebagai bahan pembuat mesin dan alat berat karena sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan gesekan. Selain itu, mangan dalam bentuk senyawa MnO2 digunakan pada baterai kering.
Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon.
Reaksinya :
MnO2(s) + Fe2O3(s) + 5C(s)              2Fe(s) + Mn(s) + 5CO(s)
                                                                   Feromangan
Pada proses ini mangan dalam baja feromangan berfungsi untuk mengikat oksigen agar pada proses penuangan tidak terjadi gelembung-gelembung udara yang menyebabkan baja kropos (berongga di dalamnya).
Logam mangan murni dibuat dengan proses alumino thermi seperti pembuatan logam krom. Reaksinya :
Tahap 1 : 3MnO2(s)               Mn3O4(g) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4(s) + 8Al(s)              9Mn(s) + 4Al2O3(s)
Biloks
Senyawa
+2
Mn(OH)2, MnS, MnSO4, dan MnCl2
+4
MnO2
+7
KMnO4








f)       Besi (Fe)
Kelimpahan besi dialam menempati urutan ke empat terbanyak di kulit bumi. Besi merupakan logam yang sangat penting dalam industri sehingga logam besi paling banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi digunakan sebagai perangkat elektronik, memori komputer dan pita rekaman. Kompleks besi juga berperan penting dalam proses biologis, diantaranya untuk membentuk haemoglobin dalam darah dan klorofil pada tanaman.
Besi murni bersifat lunak, liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi selalu dipadukan dengan logam lain membentuk aliase, misalnya baja atau stainless steel agar lebih keras. Baja dibuat dari besi kasar yang di tambah Mn, Cr, Ni, atau unsur lain sesuai dengan tujuan penggunaan baja tersebut.
Biloks
Senyawa
+2
FeS, FeSO4.7H2O, dan K4Fe(CN)6
+3
FeCl3, Fe2O3, K3[Fe(CN)6], dan Fe(SCN)3
Campuran +2 dan +3
Fe3O4 dan KFe[Fe(CN)6]







g)     Kobalt (Co)
Kobalt bersifat mirip dengan nikel. Kobalt bersama-sama dengan nikel terdapat dalam senyawa besi. Unsur kobalt tidak reaktif, namun stabil terhadap panas. Kobal digunakan untuk membuat paduan logam. Campuran besi kobalt mempunyai sifat tahan karat. Alinico merupakan paduan aluminium, nikel, kobalt, dan tembaga yang bersifat magnet kuat. Kobalt juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan mesin jet, mesin turbin, peralatan tahan panas. Isotop radioaktif kobalt (Co -60) berguna dalam pengobatan kanker.
Ion Co2+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta yang tidak berwarna sementara itu, kertas yang mengandung ion Co2+ digunakan untuk mendeteksi perubahan cuaca. Jika cuaca lembab (akan turun hujan), kertas berwarna merah karena mengandung ion Co2+. Jika cuaca cerah kertas berwarna biru karena mengandung ion Co3+.
Biloks
Senyawa
+2
CoSO4, [Co(H2O)6]Cl2, [Co(H2O)6](NO3)2, dan CoS
+3
CoF3, Co2O3, K3[Co(CN)6], dan [Co(NH3)6]Cl3







h)     Nikel (Ni)
Nikel merupakan logam putih mengkilap seperti perak dan dijadikan sebagai penghantar panas atau listrik yang baik. Selain dalam bentuk senyawa mineral, nikel juga dijumpai sebagai senyawa kompleks, misalnya [Ni(NH3)6]Cl2 dan [Ni(NH3)6]SO4 yang digunakan dalam elektroplating.
Nikel juga berfungsi untuk melapisi logam agar tahan karat dan sebagai campuran logam, misalmonel (paduan 60% Ni, 40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C) dan alnico. Serbuk nikel biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi senyawa hidrokarbon, contohnya proses hidrogenasi lemak pada pembuatan margarin. Nikel (III) oksida (Ni2O3) digunakan dalam sel Edison.
Biloks
Senyawa
+2
NiCl2, [Ni(H2O)6]Cl2, NiS, NiO, Co2O3, [Ni(H2O)6]SO4






i)        Tembaga (Cu)
Di alam tembaga terdapat dalam bentuk bijih tembaga. Sekitar 80% tembaga diperoleh sebagai sulfida. Namun, adapula yang ditemukan dalam keadaan bebas. Tembaga merupakan logam yang berwarna kemerahan. Logam ini termasuk penghantar panas dan listrik yang baik. Oleh karena itu, tembaga banyak digunakan sebagai kabel listrik (alat-alat elektronik). Tembaga juga mudah ditempa dan bercampur dengan emas sehingga digunakan pada pembuatan kerajinan.
Tembaga juga banyak digunakan untuk membuat paduan logam seperti kuningan (tembaga dan seng), perunggu (tembaga dan timah), monel, alnico, dan sebagainya. Kegunaan tembaga lainnya sebagai berikut.

1.       Menguji kemurnian alkohol dengan memasukkan serbuk putih CuSO4 ke dalam alkohol yang mengandung air. Serbuk putih menjadi biru karena mengikat air. Reaksinya :
CuSO4 + 5H2O                CuSO4.5H2O
Putih                                              biru
2.       Membuat rayon/sutra buatan dengan melarutkan selulosa ke dalam larutan Schweitsern (larutan ion kompleks kupri tetrain [Cu(NH3)4]2+ dari Cu(OH)2 yang dilarutkan dalam larutan NH4OH).
3.       Mematikan serangga atau hama tanaman menggunakan bubur bordeaux (campuran Cu(OH)2 + CaSO4 yang dibuat dari CuSO4 + Ca(OH)2).
4.       Menguji sifat pereduksi dari senyawa yang mengandung gugus aldehid/alkanal.

Tembaga dapat diidentifikasikan dengan cara mengaliri gas H2S pada senyawa yang meengandung Cu2+, sehingga menghasilkan endapan yang berwarna hitam. Reaksinya:
Cu2+(aq) + H2S(g)               Cu(s)   + 2H+(aq)
                                                        Hitam
Biloks
Senyawa
+1
Cu2O, Cu2S, dan CuCl
+2
CuO, CuSO4.5H2O, CuCl2.2H2O, dan [Cu(H2O)6](NO3)2






j)        Seng (Zn)
 Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi periode keempat. Seng digunakan sebagai logam pelapis besi agar tahan karat. Seng juga berguna untuk paduan logam (misal kuningan), zat antioksidan pada pembuatan ban mobil, bahan pembuatan cat putih, dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi karena dapat berfluoresensi (mengubah berkas elektron menjadi cahaya tampak). Lembaran seng dapat dimanfaatkan sebagai atap bangunan.
Pembuatan  logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS) kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar. Reaksinya :
2ZnS(s) + 3O2(g)                2ZnO(s) + 2SO2(g)
ZnO(s) + C(s)                 Zn(g) + CO(g)
Proses ini berlangsung pada suhu ± 1.200oC. seng dalam bentuk gas dikondensasikan menjadi debu seng.

Diantara beberapa unsur transisi, logam besi dan tembaga merupakan unsur transisi yang banyak terdapat di alam. Berikut ini proses pengolahan 2 logam tersebut:
1.       Proses  pengolahan Besi
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengolahan besi dari bijihnya sebagai berikut.
a.       Bahan-bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur. Bahan-bahan tersebut meliputi hal-hal berikut.
1)      Bahan utama, yaitu bijih besi hematit (Fe2O3) dicampur dengan pasir (SiO2) dengan oksida-oksida asam lain. Bahan ini akan direduksi.
2)      Bahan pereduksi, yaitu kokas (karbon)
3)      Bahan tambahan, yaitu batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat-zat pengotor.
b.      Udara panas dimasukkan dari bagian bawah tanur sehingga suhu tanur semakin ke atas semakin rendah. Hal ini menyebabkan kokas terbakar.
c.       Gas CO2 yang terbentuk direduksi oleh kokas yang panas menjadi CO.
d.      Gas CO yang terbentuk dan kokas akan mereduksi bijih besi (Fe2O3).
e.      Besi cair yang terbentukmengalir ke bawah dan berkumpul didasar tanur.
f.        Pada bagian tengah tanur, batu kapur terurai.
g.       Selanjutnya CaO akan mengikat zat pengotor dan membentuk terak pada dasar tanur.
Terak yang terbentuk akan mengapung di permukaan besi cair dan keluar melalui saluran tersendiri. Terak tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan beton jalan raya.
Besi cair pada dasar tanur tersebut disebut besi kasar. Selanjutnya besi kasar dikeluarkan dari tanur dengan dituang dalam cetakan-cetakan menjadi besi tuang atau besi cor yang bersifat keras dan rapuh. Besi kasar mengandung 95% besi, 4% karbon, dan sisanya berupa fosforus, silikon, belerang, dan mangan.
Besi dapat terbentuk jika kadara karbonnya dikurangi dengan memanaskannya sehingga karbon yang terkandung dalam besi teroksidasi menjadi gas CO2. Besi yang memilki kadar karbon cukup rendah disebut besi tempa. Besi ini digunakan untuk berbagai peralatan seperti cangkul, mur, baut, dan pembuatan baja.

2.       Pengolahan Tembaga
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen.

Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga dengan elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anode menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sehingga tembaga murni akan diperoleh di katode. 





BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit ddalam konfigurasi elektronnya. Unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangann), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Sedangkan, yang termasuk dalam periode ketiga pada sistem periodik unsur adalah dimulai dari golongan IA-VIIA. Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Sedangkan unsur.
Unsur-unsur periode ketiga dan keempat mempunyai karakteristik yang berbeda disetisap unsurnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sifat fisik, sifat kimia maupun cara pembuatannya yang berbeda. Selain itu, kelimpahan unsur-unsur tesebut di alam membuat unsur-unsur tersebut banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik di dunia industri maupun kerajinan-kerajinan lainnya.


B.   Saran

Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ketiga maupun keempat dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ketiga dan keempat ini. Akan tetapi tidak hanya unsur-unsur diperiode ketiga dan kempat saja. Siswa juga harus benar-benar memahami mengenai KIMIA UNSUR sehingga dapat menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.




DAFTAR PUSTAKA




  1. Muchtaridi.Sandri Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta.
  2. Harnanto. Ari. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
  3.  http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
  4.  http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia
  5. Winarni. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas XII IPA. Jakarta : Satubuku.
  6. Rahardjo, Sentot Budi. 2008. KIMIA 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Platinum
  7.  www.wikipedia.org
  8.  www.chem-is-try.org
  9. www.google.com diakses Rabu, 31 November 2012.



6 komentar: